Selasa, 09 Agustus 2011

Posted by Unknown | 08.53 Categories:
Agama Sebagai Ruh Gerakan Mahasiswa
oleh : Agus Salim*

Dalam kehidupan manusia, permasalahan iman, agama dan keyakinan/aqidah bukanlah sesuatu yang bersifat pelengkap atau tambahan sehingga ia bisa dikesampingkan, dinomorduakan, atau ditinggalkan begitu saja. Agama adalah sebuah keniscayaan bagi siapapun yang mempercayai akan keberadaan Tuhannya, Sang Pencipta. Dia merupakan perkara yang terkait dengan keberadaan wujud manusia dan juga perkara yang terkait dengan penentuan nasibnya kelak. Bahkan secara fungsional, ia merupakan penentu nasib hidup manusia yang paling penting sepanjang zaman. Dialah yang dapat mengantarkan manusia kepada kenikmatan yang abadi dan kebahagiaan yang sejati.
Telah banyak diantara para cendekiawan dan juga dikalangan ilmuwan yang telah merenungkan akan keberadaan Tuhan hingga masing-masing mereka bersepakat untuk tunduk pada keharusan melaksanakan segala aturan-aturan yang telah ditetapkanNya. Seorang filosof dan penyair, Abul A’la al-Ma’ariy berkata : Ada seorang astronom dan dokter yang mengatakan bahwa orang yang telah mati tidak akan bangkit atau dibangkitkan kembali. Lalu aku katakan kepada mereka berdua, “kalaulah benar apa yang kalian katakan ini, aku tidak akan menderita kerugian. Tetapi jika benarlah apa yang kukatakan ini, maka kerugianlah yang akan menimpa kalian berdua”.
Seorang filosof lainnya, Pascall, juga pernah berkata : “Adalah hak Anda untuk berketetapan bahwa Allah itu ada atau tidak ada. Yang jelas Anda tentu memiliki suatu pilihan. Namun hendaknya disadari bahwa dalam masalah ini akal Anda sedemikian lemahnya bahkan sama sekali tidak sanggup untuk memilih. Masalah ini sebenarnya ibarat sebuah boneka yang berkelebat di alam raya ini, kemudian Anda membidikkan anak panah kearahnya. Pada saat itu, salah satu dari dua kemungkinan pasti akan terjadi, yaitu anak panah Anda akan mengenai sasaran atau meleset. Maka bandingkanlah, mana yang mungkin bisa lebih menguntungkan dan mana yang bisa merugikan. Apabila anak panah Anda berhasil mengenai sasaran – bahwa Allah itu ada – maka Anda pasti berhasil meraih kebahagiaan abadi. Tetapi apabila anak panah Anda meleset, maka Anda tidak akan kehilangan sesuatu yang prinsip atau menderita kerugiaan kecuali hanya sesuatu yang sifatnya fana (anak panah)”.
Pada saat ini, banyak manusia terutama dikalangan mahasiswa yang menilai kebenaran hanya dengan melihat dari ukuran sedikit-banyaknya manfaat yang bisa didapat untuk dirinya, sehingga mereka mengambil kesimpulan bahwa apabila sesuatu itu mengandung banyak manfaat maka secara otomatis sesuatu itu adalah benar. Dan sebaliknya, apabila sesuatu itu tidak mendatangkan manfaat untuk dirinya, maka sesuatu itu adalah salah. Bahkan ada golongan yang menyerukan bahwa ukuran bagi suatu kebenaran adalah dilihat dari segi kebermanfaatannya an sich. Mereka bersikeras dalam pendapatnya bahwa yang terpenting dari segala sesuatu adalah hasil-hasil serta segala yang tersusun darinya yang berupa dampak (atsar) dalam kehidupan ini secara praktis. Suatu pekerjaan / perkataan tidak dianggap baik atau buruk, benar atau salah sebelum terlihat hasil-hasil dari pekerjaan atau perkataan tadi. Itulah aliran pragmatisme yang saat ini banyak diadopsi dikalangan intelektual-intelektual kampus (mahasiswa).
Landasan berfikir inilah yang menyebabkan munculnya perbedaan-perbedaan dalam gerakan mahasiswa, baik yang diusung oleh organisasi intra-kampus maupun ekstra-kampus. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat terlihat dari idiologi/aliran gerakan yang diyakini oleh masing-masing pengusungnya. Mulai dari gerakan kiri yang berorientasi pada prinsip-prinsip Sosialis-Komunis, Sosialis-Sekuler, atau Nasionalis hingga gerakan yang berorientasi pada nilai-nilai agama/ketuhanan (biasanya disebut golongan hijau). Perbedaan lainnya juga nampak pada siapa dan apa yang diperjuangkan, seperti : mensejahterakan kaum proletar (rakyat-miskin) hingga tidak ada lagi perbedaan kelas dalam kehidupan bernegara (diperjuangkan oleh golongan kiri) dan perjuangan menegakkan syariat Islam (amar-ma’ruf nahi-munkar) hingga tegaknya kembali agama Allah dimuka bumi (diperjuangkan oleh para aktifis dakwah kampus). Bahkan tidak jarang terjadi persaingan dan pergesekkan antar pengusungnya dalam menggoalkan apa yang menjadi tujuan/kepentingan golongannya (pertarungan antara haq dan bathil-red).
Allah swt berfirman dalam al-qur’an surat Ar-Ra’d [13]: 17 : “Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang batil.  Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”.
Konsep kebermanfaatan dalam Islam sebagaimana dimaksud ayat diatas adalah bukan sekedar hasil yang dapat dirasakan. Tetapi kebermanfaatan yang berlandaskan pada al-qur’an dan assunah. Ia tidak memerlukan hasil yang terlihat atau diketahui oleh manusia, karena tujuan dari memberikan manfaat disini tidak lain adalah ibadah (mengharap ridha Allah semata). Dengannya, maka segala amal perbuatan manusia dapat diterima disisiNya. Sebaliknya, amal kebaikan yang mendatangkan manfaat pun bila tanpa dilandasi al-qur’an dan assunah, tidak akan diterima sebagai amal ibadah (seperti buih yang hilang) disisiNya.  Rasulullah saw bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (Diriwiyatkan Ath-Thabrani dari Jabir ra).
Konsep kebermanfaatan aliran pragmatisme sebagai suatu tolak-ukur terhadap nilai kebenaran yang dijadikan pegangan, merupakan suatu bahaya bagi para penganut agama, terutama kaum muslimin. Sebab ia dapat menjauhkan seseorang dari fitrahnya sebagai mahluk yang diciptakan, mahluk yang berketuhanan, bahkan dapat mengeluarkan seseorang dari keimanan/agamanya.
Oleh karena itu, sudah menjadi keniscayaan bagi seorang mahasiswa muslim (aktifis-red) untuk senantiasa menjadikan Islam sebagai landasan bergerak dan acuan bertindak. Ia harus menjadi ruh dari setiap perjuangan yang dilakukan, baik di dalam kampus maupun dijalanan kota. Setiap aksi demonstrasi yang dilakukan pun haruslah menjadikan amar ma’ruf nahi munkar sebagai tujuannya. Sehingga bilapun darah mengalir dari tubuhnya, ia menjadi penggugur dosa dan saksi diakhirat. Seorang ulama berkata : jihad yang paling utama adalah mengatakan kebenaran didepan penguasa yang zalim
Abdullah bin Rawahah ra. pernah berkata : “Kita tidak memerangi manusia dengan bilangan, kekuatan dan jumlah kita. Kita hanya memerangi mereka karena dien ini. Dien yang Allah memuliakan kita dengannya”.
Saudaraku, sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh orang-orang yang sungguh-sungguh dalam agama dan keimanannya. Bukan oleh orang-orang yang santai, berleha-leha dan menganggap agama sebagai candu (paham marxisme). Dunia ini diisi dan dimenangkan oleh orang-orang yang merealisir cita-cita, harapan dan angan-angan mereka dengan keimanan, jiddiyah (kesungguh-sungguhan) dan kekuatan tekad. Namun yang harus kita ingat, bahwa kebatilan pun dibela dengan sungguh-sungguh oleh para pendukungnya, oleh karena itulah Ali bin Abi Thalib ra menyatakan : “Al-haq yang tidak ditata dengan baik akan dikalahkan oleh Al-bathil yang tertata dengan baik”.
Mahasiswa tanpa agama dan keimanan, laksana manusia yang tidak memiliki nilai dan bobot, yang senantiasa galau dalam keragu-raguan, yang tidak mengetahui hakikat dirinya dan rahasia wujudnya, tidak mengenal siapa yang telah memasangkan pakaian kehidupan ini dan mengapa dipasangkan kepadanya, serta kenapa pula kelak suatu saat yang telah ditentukan, ia akan dilepas dari dirinya. Wallahu’alam.

 “Dan orang-orang yang kafir itu amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapati sesuatu apapun.” (Q.S. An-Nuur : 39)
*Ketua BEM KM UPI periode 2005-2006

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube
Powered by Myuza