Seusai perang khandaq rasullullah pernah berkata bahwa kondisi umat muslim yang diserang dalam perang tersebut adalah kondisi terakhir yang dialmai kaum muslmin, selebihnya kaum muslimin akan menyerang mereka (kaum kafir Quraisy).
Seperti halnya dakwah, yang setiap perjalananya menemui berbagai fase perkembangan, mulai dari tahapan memulai, yakni membangun pondasi dakwah dengan memperbanyak perekrutan-perekrutan kader dengan menyebarkan fikrah akidah & tsaqofah islamiyah, sehingga bisa menciptakan insan-insan yang berakhlakul karimah. Tahapan amal dakwahpun berkembang dengan membentuk keluarga islamiyah, masyarakat yang islami, bahkan dakwah yang menegara. Perkemabangan tahapan dakwah dari setiap fase membutuhkan analisa yang tajam dan pertimbangan-pertimbangan dalam dakwah hingga tahapan yang paling tinggi, islam diposisikan guru peradaban (ustadzul alam).
Seperti halnya dakwah, yang setiap perjalananya menemui berbagai fase perkembangan, mulai dari tahapan memulai, yakni membangun pondasi dakwah dengan memperbanyak perekrutan-perekrutan kader dengan menyebarkan fikrah akidah & tsaqofah islamiyah, sehingga bisa menciptakan insan-insan yang berakhlakul karimah. Tahapan amal dakwahpun berkembang dengan membentuk keluarga islamiyah, masyarakat yang islami, bahkan dakwah yang menegara. Perkemabangan tahapan dakwah dari setiap fase membutuhkan analisa yang tajam dan pertimbangan-pertimbangan dalam dakwah hingga tahapan yang paling tinggi, islam diposisikan guru peradaban (ustadzul alam).
Dalam konteks dakwah yang menegara, tentunya penuh dengan tantangan dan heroisme perjuangan. Semakin luas perkembagnan dakwah, maka akan semakin pelik permasalahan-permasalahan yang dialami dakwah. Hal ini berbeda ketika fase dakwah yang masih mencapai pembentukan keluarga yang islami, karena permaslahan yang timbul masih seputar masalah-masalah internal dakwah. Pada tahapan yang lebih tinggi, setiap tindakan yang diambil penuh dengan resiko, akan tetapi mekanisme syura menjadikan hal yang sulit terasa lebih mudah, karena semuanya dipertimbangkan dan difikirkan secara berjamaah.
Bahkan pada satu kondisi gerakan berada pada suatu keadaan memutuskan untuk segera ekspansi atau menunggu moment yang tepat untuk ekspansi dakwah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi setiap individu ataupun kolektif gerakan dalam memahami ketahanan, hingga kemudian bisa diambil kesimpulan untuk memperluas (ekspansi) lahan dakwah atau justru menunggu kondisi yang lebih tepat untuk ekspansi.
Pertama, aspek ketahanan akidah, fikriyah, dan manhaj.
Dalam 10 karakter pribadi muslim, akidah merupakan poin penting bahkan menjadi yang utama dalam tingkatan karakteristik seorang muslim, miskipun seorang kader shalat wajibnya rajin, atau bahkan qiyamulail, shaum sunnah nya rajin akan menjadi hambar, ketika akidah nya tidak benar. Karena akidah merupakan pondasi dalam islam.
Setelah ketahanan akan akidah dengan iman yang lurus dipenuhi, hal yang perlu dipahami oleh setiap individu adalah fikriyah islamiyah yang bagus. Karena inilah yang menjadi modal setiap individu dalam menerjemahkan setiap fenomena-fenomena yang ada dilapangan untuk kemudian bisa di transformasikan dalam bentuk treatmen yang tepat untuk mengatasi setiap problematika yang timbul. Sehingga perlu adanya gerakan dalam internal untuk pemberian suplemen fikriyah pada setiap individu dalam internal gerakan. Selanjutnya yang harus dipahami setiap individu adalah manhaj yang digunakan dalam gerakan harus dipahami betul oleh setiap individu, manhaj akan membawa setiap individu faham dengan cara apa dia melangkah, bukan asal melangkah tanpa mengetahui “Standard Operasional Procedure” yang berlaku dalam gerakan tersebut.
Idealnya tiga poin pada aspek yang pertama ini wajib dimiliki oleh seorang pemimpin gerakan secara penuh, sehingga dalam gerakan tidak mengalami disorientasi tujuan atau bahkan terjadi krisis kepemimpinan, hal yang jauh dari semangat dakwah yang mengusung kepemimpinan sebagai keteladanan dakwah.
Kedua, Aspek ketahanan dan penguatan struktur
Dalam aspek ini, yang perlu dimiliki oleh gerakan adalah mulai dari kepemimpinan yang kuat yang mempunyai ketahanan akidan, fikriyah, dan manhaj yang kuat, kompetensi yang dimiliki setiap pemimpin gerakan harus di transfer kepada para kader gerakan yang ada dibawahnya, sehingga para kader setelah memiliki kompetensi yang baik akan langsung mnyebar kesetiap lini kehidupan. Dari sana gerakan tersebut akan bisa menguasai wilayah-wilayah strategis yang ada di setiap lini kehidupan, inilah yang nantinya akan mendukung tahapan gerakan yang menegara.
Jika pilar kepemimpinan, kader, dan wilayah strategis sudah terbentuk, tinggal pilar selanjutnya yang akan mensinergiskan tiga pilar tadi, yakni ukhuah. Para pemimpin gerakan akan ada ikatan akidah dengan para kader yang ada disetiap lini kehidupan, sehingga pilar ukhuah inilah yang memperkuat setiap aktifitasnya dalam gerakan.
Ketiga, aspek ketahanan sosial
Dari sekian banyak gerakan dakwah yang ada, setiap gerakan memiliki ciri khas masing-masing, gerakan dakwah pada hakikatnya harus bisa belajar dari sejarah, bahwa banyak gerakan yang gagal karena mereka tidak bisa diterima masyarakat karena karakter mereka yang belum bisa diterima, atau bahkan gerakan mereka dipolitisir oleh pihak lain sehingga di image kan buruk dan tidak diterima masyarakat. Pada aspek ini, gerakan harus bisa membahsakan tujuan yang dimiliki gerakan untuk bisa dipahami secara ajeg oleh masyarakat. Sehingga seruan gerakan ini bisa diterima khalayak dengan kdata lain telah adanya keberterimaan yang positif dari masyarakat terhadap seruan gerakan dakwah.
Keempat, aspek ketahanan keamanan dengan berbasis informasi
Pada aspek ini, yang perlu diperhatikan oleh gerakan adalah adanya sumber informasi yang menjadi basis komunikasi gerakan dalam bergerak. Sehingga penyebaran tujuan dakwah bisa berjalan efektif dan efisien. Dalam tujuannya untuk memahami situasi, sumber informasi ini akan dituntut cepat, sehingga informasi yang didapat butuh follow up yang cepat dari internal gerakan, kemudian kaitannya dengan ketahanan kemanan adalah adanya informasi yang ada akan percuma ketika kita gagal dalam memahami informasi yang datang. Sehingga kita butuh daya analisis informasi yang kuat untuk menerjemahkan situasi yang ada, hingga kemudian bisa menggambil sikap/kebijakan yang tepat dalam merespon setiap fenomena yang ada dilapangan. Ini lah yang dimaksud dengan penciptaan ketahanan kemanan dalam gerakan yang perlu dimiliki gerakan. Sehingga gerakan dakwah tahu, sejauh mana kondisi pertahanan yang dimiliki.
Kelima, aspek logistik
Hal yang tidak bisa dilupan dalam setiap gerakan adalah adanya perlengkapan kurperlogistikan yang dimiliki guna menunjang aktivitas gerakan. salah satu nya adalah sumber dana yang untuk perkembangan gerakan. Kita bisa menilai dan meraba, sejauh mana perlogistikan yang dimiliki gerakan sehingga bisa menangkap apkah sudah cukup untuk gerakan ini menyerang atau berkembang ketahapan yang lebih tinggi. Karena ketika kita memutuskan untuk ekspansi, tapi ternyata perlogistikan kita tidak mencukupi dalam perjuangan ekspansi, ini akan menjadi bumerang bagi gerakan. Bahkan bisa mematikan gerakan itu sendiri.
Beberapa aspek diatas sangat penting untuk dipahami internal gerakan, baik secara individu ataupun secara kolektif, karena bisa jadi ketika secara kolektif menyatakan sepakat untuk siap melakukan ekspansi dakwah karena menganggap internal sudah memenuhi secara proporsional aspek-aspek tersebut. Tapi ternyata efek dari ekspansi kita tidak berlangsung lama. Saya yakin Kita semua sepakat, ingin melihat penyebaran dakwah ini bisa terus berkembang menegara bahkan mendunia. Tapi apalah artinya hegemoni kemenangan yang hanya singkat, selebihnya suatu gerakan selama bertahun-tahun tertindas. Kita tentu masih ingat gerakan komunisme di indonesia atau kita ingat dengan salah satu peristiwa yang menandai kejayaan mereka, yakni G 30 S PKI, secara real gerakan ini mengagetkan perpolitikan nasional, gerakan ini berhasil mencengangkan indonesia dengan merajalelanya pemikiran-pemikiran komunis di indonesia di era 60’an. Tapi setelah itu, apa yang terjadi?
Gerakan komunis di indonesia seolah-olah menjadi common enemy di indonesia, hingga Tentara Nasional Indonesia secara tegas menyatak pemberantasan kepada komunis. bahkan dizaman rezim soeharto, pemberantasan komunisme sampai kepada keluarga-keluarga terdekat yang mekipun tidak berpaham komunis. Itulah realita sejarah, kita harus bisa memaknai apa yang terjadi di masa lalu.
Gerakan komunis di indonesia seolah-olah menjadi common enemy di indonesia, hingga Tentara Nasional Indonesia secara tegas menyatak pemberantasan kepada komunis. bahkan dizaman rezim soeharto, pemberantasan komunisme sampai kepada keluarga-keluarga terdekat yang mekipun tidak berpaham komunis. Itulah realita sejarah, kita harus bisa memaknai apa yang terjadi di masa lalu.
Apalah artinya hegemoni yang singkat, kalau efek dari hegemoni yang singkat itu adalah keterpurukan yang justru kondisi yang mengerikan dialami gerakan. kita harus belajar dari apa yan dilakukan rasul, sebelum beliau langsung ekspansi, beliau membutuhkan waktu selama 13 tahun untuk menanamkan akidah dikalangan para pengikutnya, bahkan diawal hijrah di madinah pun rasul belum memutuskan untuk melakukan ekspansi, meskipun di 5 tahun pertama, kaum muslimin sering memenangkan peperangan, padahal kondisinya kaum musliminlah yang berada pada posisi diserang kaum kafir quraisy. Muhammad terus bekerja keras untuk menata masyarakat. Kehidupan umat Islam di Madinah semakin baik. Apalagi Setelah memenang di Perang Badar di tahun kedua hijriah, mereka makin disegani kabilah-kabilah Arab.
Menilik kesejarah nasional, lagi-lagi kita bisa mengambil ibrah dari sejarah, bangsa indonesia yang saat itu di pelopori oleh para pejuang kemerdekaan(terutama dorongan golongan muda) berkeputusan untuk merebut dan memproklamirkan kemerdekaan indonesia di tahun ’45, ternyata itu adalah waktu yang tepat. Meskipun ditahun pasca kemerdekaan bangsa indonesia terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Dan ternyata...kita bangsa indonesia berhasil mempertahan kemerdekaan indonesia. Sejak 17 agustus tahun 1945 Sampai detik ini kita masih dinyatakan merdeka secara de jure, meskipun secara defacto bila ditinjau dari beberapa sisi, hasilnya berbeda..
Kita tentu bisa menimbang sejauh mana aspek-aspek yang telah diungkap diatas dalam konteks gerakan dakwah. sudahkah gerakan memenuhi secara penuh aspek ketahanan tersebut, bisa saja hari ini kita bisa merebut kemenangan dakwah, tapi ternyata kita tidak bisa mempertahankannya. Sekali lagi kita harus bisa hitung-hitungan terkait kondisi internal kita, sejauh mana kapasitas ketahanan yang kita miliki.
Saatnya kita menganalisis diri..
Saatnya kita memulai..
Aku, dan kamu sama, perkembangan konstruktif gerakan dakwah..
Wallahu’alam bisshoab...
*Renungan tengah malam di pojok kamar peradaban, hunian penuh historis kejayaan, trendi,-
Ditulis
|
: 16/3/12
|
Terinspirasi dari sebuah buku pinjaman
|
: gerakan ke negara (ust.anis matta)
|
0 komentar:
Posting Komentar