Kamis, 15 November 2012

(Calon) Dirmawa Angkat Bicara Soal Mahasiswa

Posted by Unknown | 05.44 Categories:
Dialog Terbuka Para Calon Dirmawa UPI dengan Mahasiswa


Bandung. Senin (23/7) BEM REMA UPI mengundang 10 calon direktorat pembina kemahasiswaan (Dirmawa) untuk melakukan diskusi dengan sejumlah mahasiswa di Auditorium PKM Lantai 2. Dari 10 calon Dirmawa, hanya 8 orang yang menghadiri undangan tersebut. Mereka adalah Dr. Herman Subarjah, Faridah Sarimaya, S.Pd, M.Pd, Dr. Drs. Jajang Warya Mahri, M.Si, Dr. Syahidin, M.Pdi, Ace Iwan Suryana, S.Pd, M.Pd, Prof. Dr. Nanang Priatna, M.Pd,  Dr. Cik Suabuana, M.Pd dan Drs. Endang Supriatna, M.AP.

Masing-masing calon menjabarkan visi misinya apabila terpilih menjadi Dirmawa periode 2012–2016. Setelah penjabaran visi dan misi, para mahasiswa diberikan waktu untuk berdiskusi dengan para calon Dirmawa tersebut. Mahasiswa terlihat antusias dalam sesi diskusi ini, karena inilah saatnya mereka dapat berbicara dengan calon wakil mereka di tataran Rektorat. Selain mengajukan beberapa keluhan, mahasiswapun mengajukan beberapa pertanyaan yang sampai hari ini masih menjadi PR bersama.
Zulfa Nasrulloh, ketua Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia ini mengeluhkan terbatasnya gerak aktivis mahasiswa. Hal ini disebabkan karena PKM sebagai salah satu fasilitas kampus tidak dibuka selama 24 jam. Diapun mengajukan pertanyaan mengenai kemungkinan dibukanya fasilitas kampus selama 24 jam guna membebaskan gerak aktivis mahasiswa. “Saya khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan apabila PKM sebagai salah satu tempat berkumpulnya mahasiswa dibuka selama 24 jam.” Ujar Faridah. Beliaupun memaparkan terkait penciptaan kultur di UPI yang berbeda dengan kampus lain. Sehingga dirasa tidak mungkin apabila kebijakannya disamakan.
Di samping itu, Ali Mahfud, Presiden BEM REMA UPI periode 2011 ini pun turut hangat mengajak diskusi para calon Dirmawa. “Membina mahasiswa berbeda dengan membina siswa, Pak! Sehingga mahasiswa harusnya turut andil dalam membuat setiap kebijakan yang berkaitan dengan mahasiswa!” Ujar Ali tegas. Selain itu, pembina mahasiswapun seharusnya mendukung kegiatan kemahasiswaan yang meliputi keorganisasian. Bercermin dari kejadian di tahun-tahun sebelumnya, 20 aktivis salah satu UKM yang akan berjuang di kancah internasional hanya dibiayai Rp. 5.000.000 oleh pihak kampus. Hal ini mencerminkan kurangnya dukungan dari pembina kemahasiswaan akan aktivitas mahasiswa yang justru mengharumkan nama kampus, tambah Ali.
Lalu, Ali pun mengkritisi penggunaan Dormitory (Asrama Mahasiswa-red). Harapannya asrama mahasiswa ini dapat digunakan sebagaimana fungsi asalnya, yaitu untuk mahasiswa. Tetapi kenyataannya justru dibisniskan. Harga sewa dormitory satu hari yang senilai Rp. 167.000 telah menutup kemungkinan para mahasiswa untuk menetap di sana. Kemudian, Ali mengritisi sistem IUK yang sebelumnya telah dibuat rapih oleh mahasiswa tetapi diacak-acak kembali oleh Dirmawa. Tidak ada jawaban yang memuaskan terkait hal ini.
Setelah itu, “Saya akan sangat mengapresiasi dan mendukung siapa saja yang berani menggratiskan fasilitas di UPI” ujar Ali berani. Kekecewaannya terhadap pihak birokrat membuatnya berkata demikian. Minimal berikan diskon untuk sewa Auditorium atau gedung Amphitheater kepada mahasiswa, lanjutnya. Selain itu ia meminta perbaikan sistem beasiswa agar dapat diterima oleh orang yang tepat. Terakhir, Ali meminta pandangan para calon Dirmawa terkait apatisme mahasiswa. Dan tenyata hal tersebut dianggap wajar oleh sebagian besar calon Dirmawa.
Selain Zulfa dan Ali, Presiden BEM REMA UPI periode 2012, Hamdan Ardiansyahpun turut angkat bicara dalam sesi ini. Hamdan mengajukan kontrak politik dengan para calon Dirmawa. Kontrak politik ini dapat dijadikan usaha beliau selama 4 tahun menjabat. Kontrak politik itupun dijadikan bukti komitmen agar mahasiswa dapat mengontrol dan mengingatkan Dirmawa terpilih apabila kinerjanya tidak sesuai. Dari 8 orang calon Dirmawa yang hadir, hanya 6 orang yang berani menandatangani. Salah satunya adalah Dirmawa terpiih, Dr. Syahidin, M.Pdi. “Harapannya beliau bisa memposisikan mahasiswa sebagai stakeholder dan tidak dipandang sebelah mata. Kemudian apabila ada kebijakan yang berkaitan dengan mahasiswa, Dirmawa harus pro mahasiswa.” Ujar Hamdan Ardiansyah.

sumber : http://bemremaupi.org/calon-dirmawa-angkat-bicara-soal-mahasiswa/

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube
Powered by Myuza